Oktober 2009
Malam hampir larut, suara koor
Jengkrik memecah kesunyian. Di kejauhan burung malam meneriakkan
kebebasan. Aku semakin gelisah….gelisah yang tiada pernah kurasakan
sebelumnya. Semakin lama berbaring rasanya tubuhku semakin sakit,
bagaimana mungkin tiba-tiba kurasakan tempa tidur ini banyak durinya.
Aku semakin tak tahan akhirnya akupun bangkit dan membuka jendela kamar.
Udara malam cepat menerobos menusuk-nusuk tulangku. Diluar daun-daun
berbisik diterpa angin dan kulihat bulan malu-malu untuk menmpakkan
rupanya. Aku terpaku di depan jendela. Dikejauhan samar-samar kudengar
suara
“Aku mencintainya Kal, sangat mencintainya, meskipun dia
suami kakak kamu. Apalagi setelah aku tahu warnaku merah bata pas di uji
nyala, rasanya Khlor semakin sayang sama aku”
Aku penasaran
kenapa Khlor suamiku disebut-sebut, lalu akupun keluar dan berusaha
mencari tahu dari mana asal suara tadi. Dan disana di rumah nomor 20
blok IIA di gang 4 tepatnya di depan rumah Kalsium, aku melihat Kalsium
dan Kalium sedang asyik duduk berdua . Kemudian terdengar Kalium
berbicara
“Kamu sadar gak apa yang kamu katakan? Kamu itu sudah
bersuami.Aku ngerti, aku juga dulu waktu masih jadi selingkuhannya
merasa seperti itu, tapi sekarang aku sadar cinta Khlor itu hanyalah
untuk Natrium kakakku,bukan untukku, kau, Barium, Stronsium ataupun
unsur lainnya. Sekarang HCl sudah besar apa kau masih mau jadi
selingkuhnya, gila kamu….bagaimana kalau kakakku tahu kalau suaminya
masih selingkuh, atau suamimu tahu kalau kau masih selingkuh dengan
Khlor.kasihan sekali mereka”
Airmataku tak terasa jatuh
perlahan-lahan dan aku tak kuasa untuk mendengarkannya lebih lanjut, aku
langsung saja berbalik kekamarku dan disana diambang pintu kamar minyak
tanahku HCl mematung memandangku. Dia mengerti apa yang aku rasakan
lalu iapun memelukku, aku terisak dipelukan anakku
“Kenapa…kenapa kau tak pernah bicara sama ibu kalau mereka telah melakukan uji nyala, mereka lebih cantikkan daripada ibu..?”
“Karena
aku tak mau membuat hati ibu terluka, sudah cukup banyak penderitaan
ibu selama ini, aku tak mau menambahkan lagi. Mereka
selingkuhan-selingkuhan ayah kerap ayah bawa menghadapku untuk di uji
nyala seperti Kalsium yang menghasilkan warna merah bata, Stronsium yang
menghasilkan warna merah tua atau Barium yang menghasilkan warna hijau
kekuningan atau unsur-unsur selingkuhan ayah yang lainnya yang lebih
unik warnanya, jujur mereka memang cantik tapi dimata HCl anakmu ini,
kecantikan mereka tak sebanding dengan kecantikan ibu, hati ibu sangat
cantik lebih cantik dari unsur manapun”
Akupun tersenyum “Terimakasih kau sangat menyayangi ibu nak”
“Ibu…,kadang
aku tak mengerti seberapa banyak sih cinta ibu untuk ayah?apa sih yang
membuat ibu harus terus bertahan dengan semua ini?bukankah dihati ibu
yang paling dalam ibu itu sangat membenci ayah, bukan mencintainya”
“Kau
belum mengerti sayang. Lawan benci itu bukan benci tapi tidak peduli.
Dan ibu sangat peduli terhadap ayah kamu, makanya ibu masih bertahan
menunggunya “
November 2009
Aku
kira setelah HCl lahir Khlor benar-benar telah berhenti dengan sifat
selingkuhnya itu, tapi ternyata tidak. Dia masih suka jalan dengan
saudara-saudara klan jauhku seperti Kalsium, Stronsium, Barium dan yang
lainnya. Apa aku harus berbagi cinta Khlor dengan saudara-saudara klan
jauhku itu?? Oh….tidak, tak seorangpun boleh memiliki Khlor kecuali aku
istrinya.
Rasanya aku mengerti kenapa Kalsium belum mau melepaskan
Khlor meskipun dia sudah menikah dengan Karbonat karena mungkin dulu
dia sakit hati padaku. karena Karbonat pernah menjadi kekasihku.
Hmmm….sekarang perasaan Karbonat padaku seperti apa ya?apa masih seperti
dulu…??bagaimana kalau dia kuajak jalan saja, sekalian buat memberi
pelajaran pada Khlor dan Kalsium kalau Karbonat itu masih ada hati sama
aku.
Dan hari itu pun tiba. Aku jalan bersama Karbonat (Na2CO3)
berencana menghilangkan kesadahan pada air-air manusia, sengaja aku
jalan ke rumahnya air karena biasanya Khlor ma Kalsium (CaCl2), Magnesium ma Sulpat (MgSO4) nongkrong disana.
“Kau…!
Berani-beraninya selingkuh di belakangku!” teriak Kalsium pada suaminya
Karbonat ketika kami baru saja sampai dirumahnya air
“Kamu sendiri disini ngapain?sama suami orang lagi” balas Karbonat
“Aku…., “jawab Kalsium sambil menatap kearahku
“Kenapa
kau melakukan semua ini Kal?aku dan Karbonat sudah tidak seperti dulu
lagi, tapi kenapa kau masih mendekati suamiku”tanyaku perlahan
“Karena
aku benci kamu nat, iri sama kamu, meskipun Karbonat sudah jadi suamiku
tapi didepanku dia selalu saja memuji-muji kamu, selalu saja
membayangkan kamu, dia masih mencintai kamu, meskipun dia bersamaku tapi
hatinya ada bersamamu” katanya sambil menangis. Akupun tertegun. Jadi
alasan sebenarnya seperti itu, karena semua itu dia tidak mau lepas
dari suamiku Khlor.
Karbonat merengkuh tubuh istrinya “Maafkan aku
kal, kalau sikapku itu sangat menyakiti hatimu. Aku bersikap seperti
itu karena aku ingin tahu sebenarnya hatimu itu untuk siapa, Khlor atau
aku. Tapi mendengar bicaramu barusan aku tahu jawabannya kalau kau
sebenarnya sangat mencintaiku”
Aku iri melihatnya dan kualihkan penglihatanku pada Khlor suamiku dia menunduk tak mau menatapku
“Khlor” ucapku perlahan
“ Maafkan aku Nat..”katanya perlahan masih menunduk. Aku mendekatinya dan mengangkat dagunya, kulihat matanya berkaca-kaca
“Kau
tak perlu bicara seperti itu lagi, karena kau juga tahu aku pasti
memaafkanmu Khlor”kataku sambil memeluknya dan akupun mulai merasa lelah
dengan semuanya.
From : http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/tips_dan_opini/cerpen-kimia-catatan-harian-natrium-5/